Tomoe Gakuen, Contoh Sekolah yang Ideal

0 komentar



Melihat kakak saya sedang membereskan buku-bukunya, iseng saya tanyakan: "apa ada novel bagus yang seharusnya saya baca?". Sejurus kemudian, kakak saya menyodorkan 2 novel terjemahan dan 1 novel lokal. Totto-chan ini diantaranya.

Disebut novel, rasanya kurang pas dengan cerita demi cerita yang disajikan karena pada dasarnya cerita totto-chan ini murni kisah nyata. Sepertinya pas jika saya mengatakan bahwa buku ini merupakan catatan keseharian seorang anak berusia 7 tahun. Sebuah catatan yang sengaja ditulis untuk mengenang sang kepala sekolah tercinta. Tomoe Gakuen. Itulah nama sekolah yang didirikan Sosaku Kobayashi, kepala sekolah kesayangan Totto-chan.

Bahkan buku karangan Tetsuko Kuroyanagi ini sekarang resmi menjadi materi pengajaran di Jepang. Bagaimana tidak, Tomoe Gakuen yang didirikan Mr.Kobayashi dapat dijadikan pedoman bagi sistem pendidikan Jepang saat ini.

Kata demi kata yang tertulis benar-benar apa adanya. Mengalir begitu saja. Bahkan menurut saya di bab tertentu dimana kalimat-kalimat yang digunakan sungguh ceria -tidak ada kesedihan sekalipun- rupanya mampu menyihir pembaca dan tak terasa mata sudah berkaca-kaca, saking terharunya.

Cerita yang sangat mengharu biru. Parahnya lagi, ada di bab-bab tertentu Anda dibuat terpingkal-pingkal karenanya. Kisah yang benar-benar diluar dugaan! Seperti di bab “Masukkan Kembali Semua!”, “Lihat Dulu, Baru Lompat!”, dll. Bisa dibilang hal itu merupakan gambaran kepolosan anak kecil.

Dan cerita ini sungguh kaya akan suatu pengalaman. Bagaimana tidak, kehidupan Jepang ditahun 30an hingga perang pecah digambarkan dengan sangat jelas. Tidak hanya kehidupan tapi juga penggambaran tokoh dan keadaan sekolah Tomoe yang diceritakan sedemikian rupa terasa enak dibaca walaupun sampul buku ini tampak sedikit menggemaskan namun membosankan dan mencapai 271 halaman. Dan tampaknya berlaku istilah: "jangan menilai buku dari sampulnya!"

Pada awal cerita saya mengira gadis kecil ini, Totto-chan, merupakan anak autis. Hingga bab yang ketiga, saya berharap perkiraan saya ini mudah-mudahan salah. Sebenarnya Totto-chan adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, berbagai cara yang ia gunakan benar-benar tidak dimengerti oleh orang dewasa dan pasti mengira ia anak yang nakal, tidak bisa diatur, dan selalu menyusahkan. Tetapi kedua orang tua Totsky –begitu sapaan kesayangan Papanya- dan sang kepala sekolah tahu bagaimana memperlakukan dan membimbing anak ini dengan baik.

Mr. Kobayashi, Sang kepala sekolah yang selalu diceritakan disetiap babnya mulai dari bab ketiga hingga tamat, saya turut mengagumi beliau. Rupanya sangat tepat jika Tetsuko Kuroyanagi alias Totto-chan amat mengaguminya juga, bahkan menyayanginya. Dan para alumnus Tomoe dengan kepala sekolah memang benar-benar seperti keluarga.

Pendek kata, Totto-chan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, tangguh, saling menyayangi, saling menghormati dan benar-benar menjadi anak yang baik. Satu kalimat yang selalu diucapkan kepala sekolah kepadanya, lebih tepatnya merupakan afirmasi positif untuknya, “kau ini benar-benar anak yang baik, kau tahu itu, kan?”. Dan saya berani jamin tidak ada perasaan kecewa setelah Anda menuntaskan buku terjemahan yang fantastis ini. Resapi kisahnya dan Anda akan tahu betapa banyak pelajaran yang dapat Anda ambil. [k]